BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB — Berdasarkan situasi politik terkini, kemungkinan besar Pilpres 2024 akan menggunakan sistem dua putaran. Hal ini didorong oleh munculnya tiga pasangan calon (paslon) capres dan cawapres yang telah mendaftar ke KPU.
Menko PMK Republik Indonesia, Muhadjir Effendy menyatakan harapannya terhadap sistem pemilu satu putaran. Ia berpendapat bahwa sistem dua putaran akan berpengaruh pada anggaran penyelenggaraan pemilu secara signifikan.
“Jika pilpres diadakannya sistem dua putaran, pasti hal tersebut menyebabkan adanya penambahan anggaran, untuk persiapannya saja kita harus menyiapkan kurang lebih Rp18 Triliun untuk KPU,”ucapnya.
Ia pun mengatakan, bahwa biaya tersebut belum mencakup biaya lainnya termasuk biaya keamanan yang dimana biaya keamanan memakan anggaran yang cukup besar.
“Kita juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp40 triliun untuk biaya keamanan dan lainnya,” ujarnya.
Dengan adanya kemungkinan penyelenggaraan dua putaran dalam Pilpres 2024, beberapa kementerian telah mengunci sebagian anggarannya sebagai langkah antisipasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan pendanaan jika putaran kedua benar-benar terjadi.
“Untuk pelaksanaan putaran kedua itu, sekarang kementrian-kementrian sudah mengunci sebagian anggarannya,” katanya.
Dirinya mengungkapkan harapannya agar pemilu dapat diselenggarakan dalam satu putaran saja. Alasannya, efisiensi anggaran yang dapat dialokasikan untuk hal-hal lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya yakin semuanya pun berharap satu putaran. Yang dimana satu putaran itu lebih sederhana, dampak ekonominya juga bisa diminimalisir dan dapat kita gunakan untuk hal yang bermanfaat, ya seperti ini contohnya bantuan beras CPP,”pungkasnya.
Penulis : Jhesvin