BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Kasus COVID-19 di Kabupaten Berau terus meningkat. Ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Rivai Berau dan Rumah Sakit Daerah (RSD) COVID-19 pun telah penuh.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi. Untuk bisa menampung seluruh pasien COVID-19, bagian ruangan yang ada di Cantika Swara itu dimanfaatkan. Termasuk aula, untuk merawat pasien.
“Yang sedang kita buka ini adalah aula hotel cantika, itu kita buka lagi untuk memperbesar ruang perawatan, karena di ruang cantika yang sebelumnya kita persiapkan itu sudah penuh dan kemungkinan akan ada yang digeser ke aula tersebut,” kata Iswahyudi.
“Aula itu bisa menampung lebih dari 50 orang, tapi ya belapak dengan pasien hanya menggunakan kasur saja,” ucapnya, Rabu (30/12/2020).
Iswahyudi mengungkapkan, masih banyak masyarakat yang seolah acuh tak acuh dengan lonjakan pasien tersebut. Bahkan, pihaknya pun mendapat laporan, masih banyak masyarakat yang RDT reaktif yang enggan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
“Bahkan ada yang melarikan diri, saat hendak diswab. Dihubungi, nomornya tidak aktif. Kan kami jadi bingung, maunya seperti apa,” tuturnya.
Tak hanya itu, kejadian nyeleneh pun sempat dirasakan oleh Iswahyudi. Dikatakannya, beberapa anggota keluarga pasien positif Covid-19, lebih percaya klenik dibandingkan medis.
“Masa orang Covid-19 dibilangi keteguran. Sampai sekarang, ada yang masih menganggap bahwa keluarganya itu dicovidkan. Padahal, kami tidak punya keuntungan apa-apa untuk mengcovidkan seseorang. Bahkan, itu cenderung menambah kerjaan kami,” jelasnya.
Lanjutnya, belum mengetahui lagi kondisi kesehatan pasien. Namun, dipastikannya, apapun yang terjadi di ruang isolasi akan ditangani sebaik mungkin oleh tim dokter.
“Bagaimanapun kondisi pasien, dokter pasti berusaha melakukan yang terbaik. Tidak mungkin dokter akan tinggal diam melihat kondisi pasien di sana,” tegasnya.
Iswahyudi mengingatkan, agar seluruh masyarakat tidak berpikiran negatif terhadap kinerja pemerintah dan tenaga kesehatan. Ditegaskannya, tidak ada sabotase ataupun kesengajaan untuk membuat lonjakan pasien positif semakin banyak.
“Kami bingung mau ngomong apa lagi, karena ada saja masyarakat yang nyeletuk kalau Covid-19 adalah akal-akalan saja,” bebernya.
Penulis : Sofy
Editor : Tim