BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Sampai saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang gencar dalam menekan terjadinya penyebaran kasus kanker serviks. Salah satunya dengan melakukan penyaluran imunisasi human Papillomavirus (HPV).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Totoh Hermanto mengungkapkan bahwa dirinya sudah mendengar terkait dengan adanya imunisasi HPV yang akan diberikan kepada para masyarakat. Namun, untuk di Kabupaten Berau hal tersebut belum dilakukan.
“Untuk Kalimantan Timur sebagian daerah nya sudah dilakukan imunisasi tersebut, tapi di Berau sejauh ini belum ada,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa dengan melakukan imunisasi tersebut tubuh bisa lebih banyak menerima imun tubuh yang kuat. Sehingga terhindar dari penyakit berbahaya salah satunya kanker serviks.
“Untuk anak-anak jauh lebih bagus ya, namun untuk orang dewasa maupun lanjut usia juga bagus,” katanya.
Terkait hal dengan vaksinasi HPV pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Karena, Terkait dengan pemberian dosis langsung dilakukan oleh pusat yang disebar ke tingkat provinsi.
“Kita belum ada Surat Keputusannya (SK), karena nanti Vaksin HPV itu akan diberikan ke provinsi dan nanti dari situ baru diberikan ke daerah,” jelasnya.
Kendati demikian, Terkait dengan pendistribusian kepada para anak, pihaknya juga siap untuk melakukan penyuntikan vaksin HPV. Akan tetapi dengan catatan bahwa vaksin itu sudah ada di Kabupaten Berau.
“Semoga saja kita bisa mendapatkan vaksin itu, karena memang HPV sangatlah penting,” tandasnya.
Sementara dikutip dari JawaPos.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjelaskan program pemberian imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024.
Ia menyebutkan bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Globocan tahun 2021, terdapat 36.633 kasus kanker Serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Penyebabnya beragam mulai dari keturunan, lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat serta virus.
”Lebih dari 200.000 orang di Indonesia dibunuh oleh Kanker, karena belum mendapatkan perawatan yang memadai dan deteksi dini yang masih rendah,” ucap Budi.
Dirinya menegaskan, bahwa Kanker Serviks bisa di cegah, salah satunya dengan melakukan pemberian Imunisasi HPV, khususnya kepada anak-anak.
“Kita bisa mengeliminasi virus kanker ini, caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi HPV di setiap kota sehingga kita bisa mengurangi angka kematian dan pembiayaan akibat dari kanker,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Roy
Editor : Tim