Foto Sujarwo Arif Widodo
BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Profit memang sangat diperlukan dalam beroperasinya suatu perusahaan di bidang apapun itu, apakah yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, serta industri lainnya. Namun sebagai perwakilan masyarakat yang dipercayakan memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka melalui lembaga Legeslatif ini, termasuk mendapat prioritas peluang pekerjaan sebagai tenaga kerja lokal.
“Oleh sebab itu, saya kembali mengingatkan ke perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Berau, harap jangan hanya kejar profit semata, tapi bantu berdayakan tenaga kerja lokal,” kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bumi Batiwakkal, Sujarwo Arif Widodo saat dijumpai di halaman kantor Dewan Jl Gatot Subroto, Kecamatan Tanjung Redeb baru baru ini.
Dari sekian tenaga kerja lokal tambahnya, apa iya tidak memenuhi standar di perlukan perusahaan semua. Dalam hal ini apabila memerlukan tenaga kerja harap lakukan komunikasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) dalam merekrut karyawan diperlukan. Tujuannya, agar jumlah pencari kerja (pencaker) di daerah ini terserap, sebagai langkah membantu mengurangi angka pengangguran.
“Semisal kebutuhan perusahaan itu, tenaga kerja lokal memang tidak ada yang memenuhi syarat barulah ambil dari luar Berau. Kami menyadari memang beberapa skill khusus terutama diperlukan perusahaan bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan terkadang tenaga kerja lokal kurang memenuhi standar. Karena, memang hingga saat ini Berau belum miliki Balai Latihan Kerja (BLK),” papar Sekretaris Fraksi Nasional Demokrat (NasDem) itu.
Selama ini lanjutnya, kebijakan Pemerintah Kabupaten Berau melalui Disnakertrans, agar bisa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal dikirim pelatihan keluar daerah supaya mampu keterampilan dunia usaha saat ini. “Program ini sangat kami suport, seyogyanya untuk terus ditingkatkan. Harapannya agar perusahaan perusahaan di daerah kita tidak ada alasan untuk tidak memberdayakan tenaga kerja lokal,” imbuh Sujarwo Arif Widodo. (Adv)