BERAUVISION.COM, TANJUNG REDEB – Sepanjang tahun 2020, dari bulan Januari hingga Oktober, tercatat ada 46 kasus kecelakaan lalu lintas oleh kendaraan roda dua dan empat di Kabupaten Berau. Dengan 33 orang mengalami luka ringan, 9 orang luka berat dan 29 orang meninggal dunia. Mayoritas akibat kelalaian pengendara.
Kasat Lantas Polres Berau AKP Anak Agung Ngurah Alit Saputra melalui Kanit Laka Satlantas, Ipda Marullah Irawadi mengatakan, kejadian lakalantas tersebut mayoritas karena human error.
Kasus kecelakaan terbanyak terjadi pada Mei dengan kejadian 8 kasus. 7 diantaranya meninggal dunia. Dengan kerugian material Rp 17.500.000.
Sementara itu, jumlah kerugian material yang dibayarkan paling banyak terjadi di Bulan September. Dengan jumlah Rp 113.000.000. Kerugian material itu dimaksudkan untuk mengganti kerusakan yang diakibatkan oleh laka.
“Jadi itu, adalah biaya ganti rugi dari total 4 kejadian laka,” ujarnya, saat ditemui diruangannya, Kamis (5/11/2020).
Tingginya angka kematian karena kecelakaan, kata dia, bukan karena kondisi kendaraan yang digunakan. Pasalnya, setiap terjadi laka, pihaknya langsung memeriksa kondisi fisik ataupun kesehatan unit yang dikendarai.
“Semuanya baik (kecuali bodi kendaraan) dan lengkap. Jadi kecelakaan itu murni dari kelalaian pengendaranya,” katanya.
Dari 29 kasus kematian itu, 28 diantaranya meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. Diduga, itu akibat keterlambatan penanganan dari tenaga kesehatan.
“Mayoritas korban laka itu diangkut oleh mobil biasa. Dan jarang dibawa oleh ambulans,” jelasnya.
Selama tahun 2020, hanya satu yang dipastikan meninggal ditempat. Yakni, kejadian antara roda dua dan roda empat yang terjadi di Jalan Ponegoro.
“Disitu korban dipastikan MD (meninggal dunia). Karena, bagian kepala korban pecah,” jelasnya.
Lanjutnya, pihaknya sering memberikan imbauan kepada pengendara. Terlebih penggunaan alat pelindung diri. Salah satu contoh yang diberikannya adalah dengan memasang baliho dibeberapa titik rawan kecelakaan.
“Pada operasi zebra mahakam kali ini pun dimaksimalkan untuk sosialisasi. Bukan penindakan,”imbuhnya.
Penulis : Sofy
Editor : Tim