• Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy & Policy
  • Kontak
  • Redaksi
Selasa, Juni 28, 2022
Berauonline.com | Inspirasi Sebuah Perubahan
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • KALTIM
    • SAMARINDA
    • BERAU
    • BONTANG
    • BALIKPAPAN
    • KUBAR
    • KUTAI KARTANEGARA
    • KUTIM
    • PPU
    • PASER
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • EKRAF
    • KEUANGAN
    • MAKRO
  • LAIN-LAIN
    • FASHION
    • FOOD/KULINER
    • KESEHATAN
    • OTOMOTIF
    • PEREMPUAN
    • WISATA
  • OLAHRAGA
    • PLANET SOCCER
    • SEPAK BOLA
    • SPORTAIMENT
    • WORLDSPORT
    • SAINS
    • TELEKOMUNIKASI
    • TEKNOLOGI INFORMASI
  • BERANDA
  • POLITIK
  • KALTIM
    • SAMARINDA
    • BERAU
    • BONTANG
    • BALIKPAPAN
    • KUBAR
    • KUTAI KARTANEGARA
    • KUTIM
    • PPU
    • PASER
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • EKRAF
    • KEUANGAN
    • MAKRO
  • LAIN-LAIN
    • FASHION
    • FOOD/KULINER
    • KESEHATAN
    • OTOMOTIF
    • PEREMPUAN
    • WISATA
  • OLAHRAGA
    • PLANET SOCCER
    • SEPAK BOLA
    • SPORTAIMENT
    • WORLDSPORT
    • SAINS
    • TELEKOMUNIKASI
    • TEKNOLOGI INFORMASI
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home BERAU

Virus Hog Cholera Serang Berau

Redaksi Berau Online by Redaksi Berau Online
Mei 22, 2021
in BERAU
0
Virus Hog Cholera Serang Berau
0
SHARES
440
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Puluhan ekor babi milik peternak di Kampung Maluang dan Paribau, Kecamatan Gunung Tabur, mati secara massal. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim, bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau pun langsung turun kelapangan untuk mencari tahu penyebab kematian massal tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kabid Keswan dan Kesmavet) Distanak Berau, I Putu Setion mengatakan, sejak laporan awal pada 10 Mei 2021 lalu, saat ini babi yang mati sudah mencapai 62 ekor babi di empat RT yang berada di Maluang dan Paribau.
“Disana ada 647 populasi di Kampung Maluang dan Paribau,” bebernya.

READ ALSO

Bupati Lantik 397 P3K Tenaga Pendidik

Polres Berau Lawan Jurnalis, Hasil Imbang

Pada awal laporan tersebut, Distanak segera mengirimkan dokter hewan ke lokasi. Dokter kemudian memberi obat, namun ternaknya sudah loyo. Ia menduga, penyebab sementara kematian massal hewan ternak tersebut karena terserang virus Hog Cholera. Kendati memerlukan penanganan lebih lanjut, pihaknya bekerja sama dengan provinsi untuk mengambil sampel darah agar penyakit dapat diantisipasi serta mengurangi angka kematian.

“Itu masih dugaan sementara, sambil menunggu sampelnya,” paparnya.

Jika memang virus tersebut yang menyerang, lanjut Putu, maka ini baru yang pertama kali muncul di Bumi Batiwakkal. Namun, ia belum bisa memastikan, karena masih akan dilakukan pemeriksaan dari laboratorium.

“Untuk memastikan kondisi hewan ternak babi selalu dikontrol dan dipisahkan untuk sementara waktu,” katanya.

“Kami berharap agar tidak benar dugaan virus tersebut, akan segera ditindaklanjuti lagi bagaimana penanganannya,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim, Siti Saniatun Saadah yang juga merupakan dokter hewan menjelaskan Hog Cholera juga disebut sebagai demam babi yang cukup serius dan fatal.

“Ini baru pertama bagi kami di Kaltim, kami sangat fokus untuk menangani ini. Jika angka kematian terus bertambah banyak, maka dari sisi ekonomi, peternak bisa mengalami kerugian yang sangat banyak,” bebernya.

Meski begitu, Hog Cholera masih menjadi dugaan sementara saja. Sebab, masih ada 3 dugaan penyakit lainnya salah satunya yang disebabkan oleh bakteri. Sementara ini antisipasi yang diperingatkan kepada peternak berupa untuk segera membersihkan diri setelah menangani ternak babi, dan jangan mencampur ternak yang sakit.

Siti melanjutkan, dari pihaknya mulai mencari sebab musabab nya melalui wawancara dengan peternak dan pengambilan sampel yang diharapkan bisa cepat keluar. Mereka menduga bisa jadi virus ditemukan melalui pakan dan produk daging babi yang terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui proses perpindahan ternak yang terinfeksi.

“Setelah hasil keluar melalui sampel darah, segera akan ditindak lanjuti bagaimana penanganannya. Yang terpenting angka kematian populasi harus sangat ditekan,” tandasnya..

Dikonfirmasi secara terpisah, Sekretaris Kampung Maluang, Agus mengatakan, penuturan dari pemilik ternak di Rt 5, babi mereka tidak mau makan, dan setelah beberapa hari, ditemukan puluhan ekor babi sudah mati. Pihaknya mengaku langsung melaporkan kejadian tersebut ke Distanak Berau.

“Sudah kami laporkan,” katanya.

Agus juga mengimbau kepada warga sekitar untuk tetap menjaga kebersihan, dan jika hendak ke kandang babi tersebut, agar menggunakan sarung tangan dan masker. Agus menegaskan, bahwa, untuk anak-anak sebaiknya jangan dahulu bermain di sekitar lokasi.

“Ini untuk jangka pendeknya, karena masih menunggu hasil, apa penyebab kematian dari babi tersebut,” jelasnya.

Penulis: Sofy

Editor: Tim

Related Posts

Bupati Lantik 397 P3K Tenaga Pendidik
BERAU

Bupati Lantik 397 P3K Tenaga Pendidik

Juni 24, 2022
Polres Berau Lawan Jurnalis, Hasil Imbang
BERAU

Polres Berau Lawan Jurnalis, Hasil Imbang

Juni 17, 2022
Bobol Jok Motor, Pria Ini Diringkus Polres Berau
BERAU

Bobol Jok Motor, Pria Ini Diringkus Polres Berau

Juni 16, 2022
Operasi Patuh Mahakam 2022 Digelar, Ada 8 Sasaran Pelanggaran
BERAU

Operasi Patuh Mahakam 2022 Digelar, Ada 8 Sasaran Pelanggaran

Juni 13, 2022
Polres Berau Bubarkan Arena Judi Sabung Ayam
BERAU

Polres Berau Bubarkan Arena Judi Sabung Ayam

Juni 13, 2022
Ramah Tamah Dengan Forkopimda, Kapolda Kaltim Apresiasi Pemkab Berau
BERAU

Ramah Tamah Dengan Forkopimda, Kapolda Kaltim Apresiasi Pemkab Berau

Juni 11, 2022
Next Post
Selesaikan Permasalahan Perumda Batiwakkal, DPRD Bentuk Pansus

Selesaikan Permasalahan Perumda Batiwakkal, DPRD Bentuk Pansus

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULER

Berau Di Goyang Gempabumi Tektonik M 4.1, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Berau Di Goyang Gempabumi Tektonik M 4.1, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Januari 29, 2021
Tak Terlihat Sejak Pagi, Pemuda Ini Ditemukan Tewas Gantung Diri

Tak Terlihat Sejak Pagi, Pemuda Ini Ditemukan Tewas Gantung Diri

Maret 15, 2021
Innalillahi, Lagi Satu Kasus Covid-19 Meninggal Dunia

Innalillahi, Lagi Satu Kasus Covid-19 Meninggal Dunia

Desember 24, 2020
Plt Bupati Tegaskan Tidak Ada Perayaan Malam Tahun Baru 2021

Berau Masuk Zona Hitam, Pemerintah Lakukan Pengetatan Protokol Kesehatan

Desember 30, 2020
Sehari, 2 Kasus Kematian Covid-19 di Berau

Sehari, 2 Kasus Kematian Covid-19 di Berau

Desember 19, 2020

Pilihan Redaksi

Kasus Pencurian dan Kekerasan Meningkat Selama Pandemi COVID-19

Tiga Pelaku Pencurian Diamankan Polisi

Maret 29, 2021

Telekoference Dapat Hindari Penularan Covid-19 dan Lebih Hemat

Desember 3, 2020
Ini Harapan Fraksi PDIP Buat Pemkab Berau

Ini Harapan Fraksi PDIP Buat Pemkab Berau

November 29, 2021
Satu Bengkel Di Rinding Dilahap Si Jago Merah

Satu Bengkel Di Rinding Dilahap Si Jago Merah

November 30, 2021
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy & Policy
  • Kontak
  • Redaksi

©Berau Online 2020

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • KALTIM
    • SAMARINDA
    • BERAU
    • BONTANG
    • BALIKPAPAN
    • KUBAR
    • KUTAI KARTANEGARA
    • KUTIM
    • PPU
    • PASER
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • EKRAF
    • KEUANGAN
    • MAKRO
  • LAIN-LAIN
    • FASHION
    • FOOD/KULINER
    • KESEHATAN
    • OTOMOTIF
    • PEREMPUAN
    • WISATA
  • OLAHRAGA
    • PLANET SOCCER
    • SEPAK BOLA
    • SPORTAIMENT
    • WORLDSPORT
    • SAINS
    • TELEKOMUNIKASI
    • TEKNOLOGI INFORMASI

©Berau Online 2020